Accessibility Tools

  • Increase Text
  • Decrease Text
  • Grayscale
  • Negative Contrast
  • Links Underline
  • Text to Speech
  • Reset

Berita

Wali Kota Risma Menelusuri Jejak Sejarah di Kampung Peneleh

Minggu, 19 Mei 2019 | 5 tahun yang lalu

Sabtu (18/5) pekan lalu diisi oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rsimaharini dengan menelusuri jejak sejarah Kampung Peneleh Surabaya. Penelusuran tersebut dimulai dari  Jalan Lawang Seketeng IV RW 15 Kelurahan Peneleh. Selama menelusuri kawasan tersebut, Wali Kota Risma mengamati dengan seksama tiap bangunan yang ada. 

Beberapa sesepuh di tempat itu berusaha menjelaskan setiap bangunan kuno di tempatnya. Hingga akhirnya, tibalah di Langgar Dukur Kayu Lawang Seketeng yang konon dibangun sejak 1893. Bangunan langgar tingkat dua itu memang terlihat kuno namun masih terawat dengan baik. 

Di depan langgar itu, warga juga menunjukkan Al-Quran kuno yang tidak dilengkapi nomor surat dan juz-nya. Ada pula benda-benda lainnya yang sangat unik. Setelah itu, Wali Kota Risma beserta jajarannya melihat makam tumpuk yang bangunannya juga sangat kuno. 

Penelusuran selanjutnya ke sebuah rumah kuno dan unik yang ternyata di dalam rumah itu diduga terdapat lukisan tangan Bung Karno. Bahkan, ada pula meja yang diduga merupakan meja peninggalan Bung Tomo. Wali Kota Risma pun diajak masuk ke dalam rumah kuno itu. Di dalam rumah itu, desain-desainnya bangunan rumahnya masih asri, termasuk lantai-lantainya yang sudah tidak beredar di pasaran. 

Usai berkunjung ke rumah itu, Wali Kota Risma kemudian pindah ke Pandean Gang 1. Di gang itu, terdapat Sumur Jobong Majapahit yang sudah didesain sedemikian rumah oleh Pemkot Surabaya. Penutup sumur itu pun ditulisi bahwa Sumur Jobong ini terbuat dari bahan terakota. Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu Budha khususnya di Trowulan yang  merupakan bekas Ibu Kota Majapahit.  

Pada kesempatan itu, Wal Kota Risma menjelaskan bahwa dulu ada cerita bahwa Kota Surabaya itu namanya dulu ujung galuh. Dengan adanya bukti-bukti sejarah ini, maka berarti betul bahwa Surabaya itu jadi kota pada zaman Majapahit. Oleh karena itu, bukti sejarah ini bisa menjadi situs dan kawasan yang dilindungi, sehingga nantinya bisa dimanfaatkan untuk turisme di Surabaya. 

Menurut Wali Kota Risma, di kampung ini pasti ada sebuah cerita yang terkait dengan masa lampau atau bahkan sebelum abad sebelum kolonial. Makanya nanti akan dikumpulkan karena hal ini sangat sulit, apalagi usia dari benda-benda itu berbeda-beda, sehingga nanti akan sulit untuk merangkaikan dalam satu cerita. 

Nantinya, benda-benda itu akan diteliti dan digandengkan cerita-ceritanya, sehingga diharapkan akan diketahui bahwa kawasan ini berkembang pada masa apa. Jika berhasil menggandengkan cerita-cerita itu, dia yakin bahwa cerita itu akan lebih bagus dan menarik daripada cerita di Eropa. 

Berita Lainnya